Timbulnya Berbagai Kerusakan Alam Akibat Eksplorasi SDA menggunakan IPTEK Tanpa Memperhatikan Kelestarian Alam

By Jeanette Clarence Subyanto XII IPS 3/19

Seringnya perkembangan teknologi, sumber daya alam di dunia semakin berkurang karena dapat diambil dengan sangat mudah. Indonesia merupakan negara yang kaya akan SDA, seperti emas, tembaga, berbagai tumbuhan, dll, namun banyak terjadi eksploitasi karena banyaknya penggunaan teknologi modern. Salah satu penyebab kerusakan lingkungan adalah penggunaan alat mesin berat seperti eksavator, teknologi peledak, mesin tambang dapat merusak ekosistem tanah dan hutan. Selain itu, penggunaan teknologi sinar sonar atau pukat untuk menangkap ikan juga mengganggu ekosistem laut. Polusi udara juga dapat terjadi karena pembakaran bahan bakar di pembangkit listrik tenaga uap. Semua itu dapat terjadi karena eksploitasi berlebihan tanpa kepedulian terhadap lingkungan dan perencanaan yang matang dalam menggunakan teknologi modern, juga lemahnya analisis dampak dari suatu pembangunan.

Indikator dari kerusakan lingkungan akibat IPTEK dapat dilihat dari perubahan drastis yang terjadi pada lingkungan. Sungai di Indonesia misalnya, sudah banyak yang berwarna hijau dan keruh karena mesin pembuang limbah dari pabrik ke sungai, selain itu penggunaan zat kimiawi seperti sianida juga dapat mencemari air. Hutan-hutan di Indonesia juga banyak yang gundul karena penggunaan teknologi peledak atau pembakaran untuk membuka lahan, hal ini menyebabkan polusi udara dan banyaknya satwa yang berkurang, bahkan punah. Hal ini juga berlaku di laut, dimana ada banyak terumbu karang yang rusak karena alat peledak. Bencana alam juga meningkat, seperti tanah. longsor atau banjir karena penghancuran lahan hijau secara besar-besaran menggunakan teknologi modern.

Salah satu kasus yang terjadi akibat kemajuan teknologi yang kurang mendapat perhatian adalah tambang emas di Grasberg, Papua, yang dikelola oleh PT Freeport Indonesia. Sering berjalannya waktu, PT Freeport mulai menggunakan berbagai teknologi canggih untuk mengeksploitasi emas untuk mengeksploitasi emas sebanyak-banyaknya dan mendapat banyak keuntungan. Tanpa disadari, penggunaan teknologi modern juga menimbulkan banyak dampak negatif bagi lingkungan. Contohnya adalah penggunaan teknologi peledak dan berbagai zat kimia untuk mengekstrasi emas dan tembaga. Walaupun lebih efisien dan lebih cepat untuk menghasilkan emas, tetapi alat tersebut buruk bagi tanah. Dampaknya adalah banyaknya lubang-lubang besar di tanah dan hal itu menyebabkan erosi dan menyumbat aliran air di sana. Limbah yang dihasilkan dari alat tersebut juga dibuang di sungai Aljwa sehingga air di situ tidak layak untuk digunakan, merusak habitat dan ekosistem air, dan masyarakat adat tidak dapat mengakses air bersih untuk hidup mereka karena sungai menjadi dangkal dan terkontaminasi zat-zat berbahaya yang dihasilkan dari alat-alat tersebut.

Ada banyak solusi untuk menghadapi kerusakan lingkungan yang dihasilkan oleh IPTEK. Pertama, negara dan pemerintahan harus menetapkan regulasi yang ketat dalam penggunaan teknologi dan batasannya, di mana mengeksplorasi SDA itu boleh tetapi tidak boleh mengeksploitasi secara berlebihan. Negara juga harus mengedukasi masyarakat terutama perusahaan besar agar mereka tidak mengguanakan teknologi untuk eskplorasi SDA dengan berlebihan. Sebagai masyarakat dan individu, walaupun kita tidak memiliki akses yang banyak, tetapi kita bisa bantu dengan memperbaiki ekosistem yang sudah rusak dengan reboisasi, membersihkan sungai, dll, juga dengan mengadakan inovasi yang lebih eco-friendly. Upaya yang bisa dilakukan adalah dengan menanggulangi kerusakan yang ada dan menggunakan alternatif lain untuk mengeksplorasi SDA, seperti bioremediasi limbah dan teknologi tambang tertutup. Dengan solusi di atas, masyarakat Indonesia bisa lebih sadar dan lebih hati-hati dalam penggunaan teknologi modern.

CATEGORIES:

Esai PKN Indo

Tags:

No responses yet

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Latest Comments

No comments to show.