Felix Setiawan Santoso XII IPS 3/17
Richard FIlbert Haoe XII IPS 3/30

Film “The Wild Robot” menceritakan perjalanan seorang robot bernama Roz yang terdampar di sebuah pulau terpencil setelah mengalami kecelakaan kapal kargo. Tanpa petunjuk tentang asal-usulnya, Roz harus belajar bertahan hidup di alam liar. Ia beradaptasi dengan lingkungannya dan membangun hubungan dengan para hewan penghuni pulau seperti Brightbill. Masalah yang dihadapi Roz adalah bagaimana merawat keberadaan dari Brightbill. Tidak hanya itu, kedamaiannya terganggu ketika Roz menghadapi ancaman dari manusia dan robot lain yang mencarinya. Film ini mengeksplorasi tema identitas, persahabatan, dan harmoni antara teknologi dan alam.
Film “The Wild Robot” merupakan film fiksi yang diproduksi oleh DreamWorks Animation dan didistribusikan oleh Universal Pictures. Film ini dibuat berdasarkan novel berjudul “The Wild Robot” karya Peter Brown yang menjadi inspirasi bagi Chris Sanders sebagai sutradara. Film ini banyak mendapat pujian dari kritikus dan meraih pendapatan cukup fantastis yaitu sebesar $325 juta.
Ada banyak kelebihan yang dapat dipuji dari film ini mulai dari visual berkualitas ala DreamWorks yang menyuguhkan karya seni yang terlihat nyata sekaligus indah. Sutradara juga mengatur jalan cerita dan nilai moralnya seperti nilai kebersamaan, keberanian, dan penerimaan. Tidak hanya itu, pesan yang ingin disampaikan tentang kesinambungan alam dan teknologi juga dapat tersampaikan dengan baik. Roz sebagai pemeran utama juga karakternya digambarkan dengan baik sehingga dapat menjadi tokoh panutan bagi anak kecil yang menontonnya.
Akan tetapi, tentu selalu ada hal yang dapat dikritik dalam sebuah karya seni seperti alur dari film ini yang seakan terasa lambat dimana pendahuluan dari film ini yang menggambarkan awal adaptasi dari Roz terhadap kehidupan di alam terbuka hingga awal ia bertemu dengan Brightbill terasa sangat panjang dan sedikit membosankan. Selain itu, masalah yang diselesaikan juga terkesan kurang pendalaman dan kurang memuaskan bagi para penonton. Penyelesaian masalah seperti kepergian Brightbill untuk bermigrasi terkesan terlalu terburu-buru.
Karakter-karakter tambahan yang mendukung tokoh-tokoh utama terasa kurang memiliki latar belakang yang mendalam. Karakter seperti Pinktail, Thom, Paddler, dan lain-lain kurang diperkenalkan bagaimana asal muasal mereka dan bagaimana karakter mereka. Hal ini yang menyebabkan beberapa dialog cukup sulit dipahami karena kurang pengenalan tentang karakter tersebut.
Meskipun demikian, film “The Wild Robot” ini tetap menjadi tontonan yang layak diapresiasi. Film ini berhasil mengingatkan penonton dengan menyampaikan pesan kuat tentang harmoni antara teknologi dan alam. Anak-anak yang menonton film ini juga akan diberi pelajaran penting mengenai kehidupan. Dengan memperbaiki kelemahan pada struktur cerita dan pengembangan karakter, film ini memiliki potensi untuk menjadi karya yang lebih kuat. Bagi pecinta animasi dengan pesan mendalam, film “The Wild Robot” adalah pilihan yang layak ditonton.

No responses yet