


Nadia / 03 – Varen / 33
Selama hampir 50 tahun, seekor kucing menggemaskan, malas, dan kurang ajar bernama Garfield telah menjadi ikon dalam komik strip dan budaya pop. Kucing oranye yang membenci hari Senin dan menyukai lasagna ini telah dikenal luas melalui komik stripnya, berbagai acara televisi, serta dua film live-action. Kini, ia kembali dalam film animasi layar lebar pertamanya berjudul The Garfield Movie, yang mengangkat kisah asal-usulnya.
Disutradarai oleh Mark Dindal, The Garfield Movie menceritakan latar belakang Garfield. Sebagai anak kucing yang ditinggalkan, ia ditemukan oleh Jon Arbuckle, yang dengan cepat menyadari nafsu makan Garfield yang luar biasa. Garfield kemudian “mengizinkan” Jon mengadopsi anjing bernama Odie, dan sejak saat itu, mereka bertiga hidup bahagia bersama.
Suatu malam, Garfield dan Odie diculik oleh dua anjing bernama Roland dan Nolan. Namun, mereka berdua diselamatkan oleh sosok yang tak terduga—ayah Garfield yang telah lama pergi, Vic. Sayangnya, reuni ini tidak berlangsung lama karena ternyata telah diatur oleh Jinx, seekor kucing licik yang memiliki dendam terhadap Vic. Jinx memaksa Garfield, Odie, dan Vic untuk mencuri susu sebagai bentuk balas dendam atas waktunya di penampungan hewan akibat ulah Vic.
Awalnya, Garfield enggan terlibat dengan Vic. Baginya, Vic adalah ayah yang meninggalkannya bertahun-tahun lalu dan kini tiba-tiba muncul kembali hanya untuk menyeretnya ke dalam dunia kejahatan. Namun, ancaman Jinx juga membahayakan dirinya dan Odie. Akhirnya, Garfield dan Vic harus mengesampingkan perbedaan mereka serta belajar bekerja sama. Rencana pencurian susu ini melibatkan mereka merekrut seekor banteng bernama Otto, yang memiliki keahlian di pabrik susu. Namun, semua itu tidak akan mudah, karena mereka harus menghadapi masa lalu mereka yang rumit serta menghindari penjaga keamanan yang gila, Marge.
Dari segi animasi, film ini cukup menggemaskan. Saya menyukai warna-warna cerah yang digunakan, tetapi tidak ada elemen visual yang benar-benar terasa baru atau inovatif. Alur ceritanya juga cukup sederhana. Setelah rencana pencurian susu mulai berjalan, kisah ini sebenarnya bisa diselesaikan dalam sembilan puluh menit. Namun, film ini justru menghabiskan lebih banyak waktu untuk membangun plotnya, yang terasa terlalu panjang untuk cerita yang tipis dan terkesan familiar.
Secara keseluruhan, The Garfield Movie adalah film yang cukup menghibur. Tidak ada terlalu banyak hal yang perlu dikeluhkan, karena ini hanyalah film sederhana yang dibuat untuk keluarga dan para pecinta kucing.
No responses yet