Kemajuan IPTEK Membuat Indonesia Rentan Terhadap Krisis Perekonomian di Suatu Kawasan

Tak bisa dipungkiri bahwa ilmu pengetahuan dan teknologi telah berkembang dalam 10 tahun terakhir. Kemajuan IPTEK membuat hidup manusia menjadi lebih efektif, mudah, dan efisien. Namun, dalam semua perkembangan pasti ditemukan sisi negatif, salah satunya Indonesia semakin rentan terhadap krisis perekonomian di suatu negara. Karena kemajuan IPTEK, perdagangan internasional semakin terbuka karena akses yang mudah melalui inovasi kapal kargo dan pesawat terbang, ditambah transaksi yang prosesnya makin mudah antar negara. Hal ini membuat negara dapat menjual barangnya atau memenuhi kebutuhannya dari negara lain. Termasuk Indonesia yang sering melakukan impor ekspor yang dapat berdampak pada perekonomian dalam negeri. 

Indonesia memang sudah lama melakukan impor dari negara lain untuk memenuhi kebutuhan masyarakatnya yang luas ini. Contohjya, impor teknologi besi/penyulingan minyak mentah. Meskipun Indonesia kaya akan sumber daya alam, Indonesia masih belum mampu untuk mengolah sendiri karena keterbatasan pengetahuan dan teknologi. Hal-hal seperti ini membuat Indonesia bergantung pada negara lain dalam berbagai aspek, salah satunya ekonomi yang membuat Indonesia lebih rentan di era kemajuan IPTEK ini dalam hal krisis perekonomian. Karena barang impor dibeli menggunakan mata uang asing dan jika harga itu naik maka nilai tukarnya menjadi lemah.

Tanda-tanda bahwa Indonesia terpengaruh krisis perekonomian adalah nilai tukar rupiah yang lemah. Nilai uang ini diukur dalam mata uang US Dollar, sekarang hingga di angka Rp 16.384 yang tergolong tinggi. Lalu, inflasi harga di Indonesia yang terjadi karena lemahnya nilai tukar. Cadangan devisa yang kurang, cadangan ini merupakan uang untuk membayar hutang ke negara lain, dimana saat krisis moneter, cadangan ini akan berkurang untuk keperluan lain. Bank-bank akan mengalami kesulitan keuangan/likuiditas dan bangkrut. Lalu, hutang negara akan makin bertambah karena usaha negara dalam bertahan di krisis perekonomian.

Contoh kasus yang sampai sekarang masih berdampak adalah kenaikan harga minyak mentah (BBM) dan minyak goreng. Indonesia memang mempunyai minyak sendiri, namun tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan warga dan teknologi yang belum canggih untuk pemrosesannya. Akhirnya, Indonesia harus impor untuk menutupi kekurangan tersebut. Tetapi, saat ini minyak di dunia memiliki harga yang fantastis, apalagi mata uang Amerika (US Dollars) yang digunakan untuk transaksi sedang inflasi. Bank Sentral Amerika sampai harus menaikkan suku bunga untuk menekan inflasi. Akibatnya harga sewa rumah dan minyak tinggi karena juga ada sanksi dari Uni Eropa ke Amerika dari perang Rusia-Ukraina. Dengan semua kejadian ini, berdampak di seluruh pasar global yaitu kenaikan harga yang juga berdampak ke Indonesia. Oleh karena itu, kemudahan pemenuhan kebutuhan negara dari kemajuan IPTEK ini membuat Indonesia rentan terhadap krisis ekonomi dilihat dari kurs Indonesia yang kian hari makin melemah.

Upaya yang dapat dilakukan adalah Indonesia harus dapat berdiri sendiri. Indonesia harus mampu menggunakan kemajuan IPTEK untuk memenuhi kebutuhannya sendiri. Salah satunya adalah memberdayakan bisnis lokal atau UMKM sebagai langkah awal atas antisipasi di situasi ekonomi yangs ulit ini. Lalu pemerintah dapat mengalokasikan dana yang lebih besar dalam bidang Research & Development untuk mendukung kemajuan IPTEK di Indonesia agar tidak perlu bergantung ke negara lain (impor). Dan langkah lain yang dapat dilakukan adalah untuk memajukan pendidikan dan kesadaran ekonomi sejak usia dini. Semua hal ini dapat dilakukan untuk menyelamatkan Indonesia dalam krisis perekonomian di suatu kawasan/dunia yang kerap kali terjadi belakangan ini.

Jika memang Indonesia jatuh dalam krisis ekonomi seperti krisis ekonomi Asia yang berlanjut ke krisis moneter 1998, langkah yang dapat dilakukan sebelmnya adalah untuk menyiapkan dana darurat untuk bertahan di krisis. Namun saat ini, situasi tidak akan seburuk masa itu dikarenakan ilmu pengetahuan yang sudah maju, sehingga banyak orang sudah dapat mempunyai ide inovasi seperti UMKM untuk bertahan hidup, hingga perputaran ekonomi masih terus berjalan stabil di dalam negeri meski nilai tukar kita memang melemah. Lalu kebijakan-kebijakan yang diambil pemerintah dan Bank Indonesia harus diperhitungkan dengan hati-hati dalam mengatasi krisis perekonomian negara.

Jadi, kesimpulannya dalam era kemajuan IPTEK yang menguntungkan hidup kita, hal negatif seperti rentanya Indonesia dalam krisis perekonomian dapat terjadi. Alasannya karena kemudahan akses jual-beli internasional marena teknologi yang canggih untuk menjual dan membeli kebutuhan negara. Dan hal ini bisa berujung krisis perekonomian karena situasi negara lain yang tidak stabil sehingga menyebabkan perubahan nilai tukar di pasar global. Antisipasi dapat dilakukan sebelumnya dengan tujuan agar Indonesia dapat berdiri sendiri sehingga tidak perlu melakukan impor terlalu banyak karena akan terseret dalam masalah ekonomi dari luar yang berujung hingga lokal.

CATEGORIES:

Blog-Esai PKN Indo

Tags:

No responses yet

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Latest Comments

No comments to show.