Dibuat oleh: Aretha Nathania/XII IPS 3/4 & Bryan Leonard/XII IPS 3/6


Inside Out 2 adalah film garapan Pixar yang dirilis pada bulan Juni tahun 2024 lalu dan merupakan sekuel dari film yang berjudul Inside Out (2015). Film ini melanjutkan kisah Riley yang kini sudah berusia 13 tahun dan menghadapi tantangan dari masa remaja dengan munculnya emosi-emosi baru dalam dirinya. Dalam film Inside Out 2, Riley yang kini sudah memasuki masa remaja dihadapkan pada perubahan-perubahan dalam hidupnya. Selain emosi-emosi lama seperti Joy, Sadness, Anger, Fear, dan Disgust, muncul emosi-emosi baru seperti Anxiety, Envy, Embarrassment, dan Ennui. Kehadiran emosi-emosi baru ini menyebabkan kekacauan di pusat pengendali emosi Riley, mempengaruhi perilaku dan interaksinya dengan lingkungan sekitar. Joy dan kawan-kawan berusaha mengembalikan keseimbangan emosi Riley agar ia dapat menghadapi tantangan masa remajanya dengan baik.
Inside Out 2 berhasil menggambarkan rumitnya emosi yang dialami remaja dengan sangat baik. Salah satu elemen yang menonjol adalah penambahan karakter Anxiety, yang menggambarkan rasa khawatir dan ketidakpastian yang sering dialami saat masa remaja. Karakter ini berhasil memberikan sisi baru pada cerita, yaitu dengan menggambarkan bagaimana Riley menghadapi tantangan emosional dalam kehidupannya sehari-hari. Maya Hawke, sebagai pengisi suara Anxiety, tampil memukau dengan penghayatan yang kuat, menjadikan karakter ini terasa lebih nyata dan berkesan untuk penonton. Kehadiran Anxiety juga relevan bagi penonton remaja yang sedang menghadapi situasi serupa.
Pada film ini, Pixar juga kembali menunjukkan kehebatannya dalam membuat film animasi. Dunia pikiran Riley, yang sebelumnya sudah mengesankan, kini lebih diperluas dengan menambahkan elemen-elemen baru yang mencerminkan pertumbuhan emosional Riley. Desain karakter emosi baru seperti Anxiety, Envy, dan Ennui juga memiliki keunikan tersendiri, baik dari segi visual maupun kepribadian. Selain itu, lokasi-lokasi baru di dalam pikiran Riley didesain dengan cerdas untuk menggambarkan perubahan yang dialami Riley saat memasuki masa remaja. Detail animasi yang halus dan penuh warna juga berhasil memberikan pengalaman visual yang memukau.
Walaupun Inside Out 2 memiliki banyak kelebihan yang patut diapresiasi, ada beberapa hal juga yang perlu diperhatikan karena terasa kurang kuat dibandingkan film pertama. Pertama, secara naratif, film ini kurang menghadirkan inovasi dan cenderung lebih mengikuti formula yang sama dengan film pertama. Struktur cerita yang berpusat pada konflik antar emosi terasa seperti pengulangan, sehingga mengurangi elemen kejutan yang ada. Penonton yang sudah menyaksikan film pertama mungkin merasa bahwa alur cerita dalam Inside Out 2 tidak memberikan sesuatu yang benar-benar baru atau menarik perhatian secara mendalam.
Selain itu, meskipun Inside Out 2 mengangkat pembahasan topik yang penting, seperti kecemasan dan rasa malu, eksekusinya terasa kurang menggugah emosi penonton. Beberapa adegan yang seharusnya menjadi momen besar, seperti saat Riley menghadapi rasa malu di depan teman-temannya, tidak memiliki dampak emosional yang cukup kuat untuk membuat penonton terhubung secara mendalam.
Inside Out 2 merupakan sekuel atau cerita lanjutan dari Inside Out (2015). Pada sekuel ini, beberapa emosi baru diperkenalkan, seperti Anxiety, Envy, dan Embarrassment. Namun, emosi-emosi baru ini ternyata datang mempengaruhi perilaku dan interaksi Riley. Di satu sisi, film Inside Out 2 ini telah memberikan sisi baru perjalanan Riley dalam menghadapi tantangan-tantangan emosional dalam kehidupannya, namun di sisi lain telah gagal membuat penonton terhubung secara mendalam dengan pengalaman dan emosi Riley, serasa hanya merupakan pengulangan dari film pertama sehingga terkesan membosankan.
No responses yet