Kemajuan IPTEK memiliki berbagai dampak positif dalam kehidupan manusia. Sayangnya, IPTEK juga memiliki dampak negatif yaitu adanya ancaman disintegrasi. Hal ini dipicu oleh mudahnya informasi tersebar di internet sehingga dunia seperti tidak ada pemisahnya. Faktor ini semakin dipaparah dengan kemudahan mengakses informasi dan penyebar informasi tanpa melihat latar belakang individu yang menyebarkan informasi tersebut. Seringkali kelebihan IPTEK untuk penyebaran informasi digunakan dengan tidak seharusnya / tidak bertanggung jawab oleh pihak tertentu untuk menyebarkan informası palsu yang menyesatkan untuk memecah belah persatuan NKRI. Individu yang tidak bertanggung jawab ini juga sering menargetkan Indonesia karena kualitas SDMnya yang masih rendah dan mudah terpengaruh oleh informasi yang belum tentu kredibel di internet. Penyalahgunaan kamajuan IPTEK dan rendahnya SDM Indonesia menjadi kombinasi yang mematikan untuk memecah persatuan Indonesia.
Ada beberapa indikator dari dampak kemajuan IPTEK ini. Yang pertama adalah Polarisasi opini publik. Kemajuan internet cenderung membuat masyarakat terpecah menjadi kelompok-kelompok tertentu dengan pandangan pendapat yang berbeda. Hal ini terjadi karena adanya sistem algoritma internet yang menampilkan konten informasi hanya sesuai dengan preferensi pengguna. Akibatnya adalah orang akan melihat bahwa pendapat orang lain selalu sama dengannya dan tidak terbiasa jika melihat ada orang lain yang berbeda pendapat dengannya. Yang nantinya bisa berpotensi konflik perdebatan yang memanas dan pemecahan persatuan. Ciri kedua adalah banyaknya berita hoax dan ujaran kebencian di internet. Seperti yang kita ketahui bahwa tidak ada persyaratan khusus untuk mengakses internet dan semus orang bisa. Yang menjadi masalah adalah ketika yang mengakses adalah orang tidak bertanggung Jawab. Kemajuan IPTEK yang harusnya untuk membantu penyebaran informasi, malah digunakan untuk menyebarkan ajaran-ajaran sesat dan kebencian agar setiap orang terpengaruh sehingga terjadi konflik dalam masyarakat. Adanya konflik tentunya akan berpotensi untuk memecah belah masyarakat. Ciri ketiga dari dampak tersebut adalah tingginya rasa individualisme dalam masyarakat. Kemajuan IPTEK cenderung membuat orang hanya peduli dengan dirinya sendiri karena masuknya budaya asing yaitu individualisme. Budaya ini sangat berbahaya dan membuat orang hanya peduli dengan dirinya sendiri
Ciri tersebut adalah adanya intervensi asing yang ikut campur dalam masalah internal negara kita. Hal ini juga terjadi karena kemudahan penyebaran informasi dalam IPTEK dan digunakan oleh pihak asing untuk membuat berita yang memuat isu-isu negatif/propaganda agar terjadi ketidakpercayaan antar masyarakat NKRI sendiri. Jika dari dalam berkonflik, maka itu menjadi kesempatan pihak asing untuk memecah persatuan Indonesia.
Banyak kasus yang terjadi di Indonesia agar dampak negatif kemajuan IPTEK Kasus pertama dalah kasus pemilu 2019. Disaat situasi pilkada, masyarakat sengaja dibuat resah oleh bebagai berita-berita negatif mengenai peserta pemilu 2019. Pihak yang tak bertanggung jawab bahkan membuat berita peserta pemilu yang mengklaim kemenangan sebelum perhitungan dilakukan dan munculah isu-isu kecurangan dalam Pemilu. Kasus ini sangat berbahaya dan hampir memicu protes masa terhadap pemerintahan NKRI saat itu. Untungnya melalui MK dan berita kredibel Indonesia yang turut membuktikkan bahwa pemilu sudah dilaksanaken dengan jujur. Kasus kedua yang terjadi yaitu Kasus Kerusuhan Papua 2019. Tersebarnya video orang melakukan pelecehan terhadap mahasiswa Papua di asrama Surabaya. Usai diussut, peristiwa ini benar terjadi akibat berita hoax yang dibuat mantan Calon Gerindra yang mengatakan bahwa mahasiwa Papua merusak bendera NKRI.
Banyak cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi hal ini. Menurut saya, sebagai individu Indonesia harus belajar mengenai literasi digital. Literasi digital adalah kemampuan untuk membedakan berita yang aktual/hoax. Dengan kemampuan literasi digital yang baik, maka kita tidak akan dipengaruhi oleh informasi sesat. Untuk masyarakat sendiri, saran saya adalah perlu memupuk rasa gotong royong antar sesama masyarakat agar ketika ada berita negatif yang tersebar, tidak saling menghakimi satu sama lain agar masyarakat NKRI tidak terpecah dan menjadi satu saudara tanah air. Untuk pihak pemerintah, saya mewajibkan pemerintah untuk lebih memperketat pengawasan penggunaan IPTEK. Jika memang ada individu tidak bertanggung jawab, segera tangkap dan beri hukuman yang berat agar narasi positif dalam kemajuan IPTEK semakin terdengar dan nyata untuk membangun kehidupan NKRI yang bersatu.
Pada intinya, IPTEK menjadi senjata yang berbelah dua. Untuk mengatasinya, yang diperlukan adalah meningkatkan manusianya agar bisa memanfaatkan IPTEK demi tujuan positif. Sebagai pengguna internet harus mau belajar untuk berpikir kritis agar tidak menelan secara mentah-mentah atas informasi yang diterima di internet. Literasi digital harus terus diperjuangkan dalam masyarakat Indonesia agar kita bisa lepas dari ancaman disintegrasi bangsa.
No responses yet